Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Logistik dengan SCM

 SCM (SUPPLY CHAIN MANAGEMENT)

PERBEDAAN LOGISTIK DENGAN SCM 



www.kepelabuhan.blogspot.com Pada artikel kali ini, saya akan menguraikan mengenai supply chain management. Oleh sebab itu sebelum menguraikan mengenai supply chain management, saya akan menguraikan terlebih dahulu perbedaan Logistik dengan supply chain management sebagai berikut :

A. Perbedaan Logistik dan SCM (Supply chain management)

1. Logistik adalah komponen dari manajemen rantai pasokan. Fokus pada pemindahan produk atau material dengan cara yang paling efisien sehingga tiba di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. 

2. Supply chain management melibatkan serangkaian kegiatan yang lebih luas, mulai dari mencari sumber bahan baku, memperoleh barang dan bahan baku dengan harga terbaik, dan mengokordinasikan upaya visibilitas di seluruh jaringan rantai pasokan.

Fokus kerja Supply Chain sendiri adalah menyeimbangkn penawaran dan juga permintaan barang. Hal tersebut membuat cakupan Supply Chain lebih luas karena meliputi kegiatan pengadaan barang dari awal hingga paling akhir. Karena cakupan kerja yang sangat luas, Supply Chain juga bertanggung jawab dalam mengusahakan hubungan dan koordinasi proses dari setiap perusahaan yang bersangkutan mulai dari pemasok hingga pelanggan. 

Setelah mengetahui pengertian antara logistik dan supply chain management, jadi istilah logistik dan supply chain merupakan  kedua hal yang berbeda. secara garis besar perbedaan logistik dan Supply Chain adalah logistik merupakan bagian dari Supply Chain dan kegiatannya lebih fokus pada perencanaan aliran produk pada konsumen.

B. Apa itu SCM (Supply Chain Management) 

Supply Chain Management adalah rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merencanakan, mengendalikan, dan menjalankan arus produk. Ini meliputi proses perolehan bahan baku, proses produksi, hingga distribusi produk ke konsumen akhir, dengan cara yang paling efisien dan hemat biaya.

SCM merupakan usaha yang luas dan kompleks yang bergantung pada setiap mitra – dari pemasok hingga produsen dan seterusnya – supaya dapat berjalan dengan baik. Tujuan dari manajemen rantai pasokan sendiri adalah untuk memaksimalkan nilai pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar. Untuk mencapainya, dibutuhkan berbagai upaya, baik strategi bisnis dan perangkat lunak khusus.

C. Pengertian Supply Chain Management

Supply chain management (SCM) merupakan dasar pendukung untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yang dilakukan oleh bisnis manufaktur, ritel, dan grosir. Dengan kata lain, SCM juga merupakan faktor penentu kesuksesan dari bisnis-bisnis tersebut.

Supply Chain atau rantai pasokan dalam setiap bisnis bisa saja berbeda. Versi paling dasarnya yakni mencakup perusahaan, pemasoknya, dan pelanggan perusahaan tersebut. Namun, untuk perusahaan yang lebih besar, maka cakupannya juga jadi semakin luas.

Supply Chain Management melibatkan begitu banyak proses, mulai dari persiapan produksi hingga pemenuhan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah penjelasan mengenai peran dan fungsi dari setiap proses di dalamnya.

1. Perencanaan

Ada beberapa aktivitas yang dilibatkan dalam tahap perencanaan, mulai dari prakiraan permintaan konsumen, perencanaan pembelian, dan perencanaan produksi, hingga persiapan tenaga kerja dan transportasi.

Prakiraan permintaan konsumen (demand forecasting) dilakukan agar penjual dapat mengetahui jenis dan jumlah produk yang harus dipersiapkan selama kurun waktu tertentu. Ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan diproduksi dan dijual telah sesuai dengan permintaan konsumen.

Dalam melakukan prakiraan, penjual harus melihat laporan penjualan dan inventaris, serta memerhatikan tren pasar. Untuk melakukan prediksi permintaan secara otomatis, penjual sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan sistem manajemen inventaris. Sistem ini menyediakan laporan inventaris yang akurat dan alat forecasting yang memungkinkan penggunanya untuk mendapatkan hasil prediksi hanya dalam hitungan detik.

2. Pembelian atau Pengadaan

Setelah mengetahui jenis dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, kini saatnya untuk memperoleh barang tersebut. Procurement atau pengadaan adalah perolehan barang dengan harga terbaik, dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat.

Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yakni pengajuan pembelian, penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Admin bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus dibeli dan kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian.

Pengadaan akan menjadi lebih mudah dan sederhana dengan bantuan sistem manajemen pembelian. Dengan perangkat lunak ini, departemen pembelian dapat membuat permintaan penawaran, purchase order, persetujuan pembelian, dan kontrak payung secara instan. Procurement software yang baik bahkan menyediakan supplier portal untuk mempercepat proses pemesanan ke pemasok.

3. Produksi

Proses produksi merupakan proses di mana seluruh bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Proses ini biasanya tidak hanya melibatkan tenaga kerja manusia tetapi juga mesin.

Pemberhentian dalam proses produksi dapat menyebabkan penundaan pengiriman pesanan dan tentunya menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Oleh karena itu, downtime harus dihilangkan dengan memastikan produktivitas tenaga kerja, mesin, dan peralatan.

4. Pengelolaan Gudang

Setelah barang atau produk selesai diproduksi, maka barang tersebut harus di simpan di dalam gudang. Pengelolaan gudang terdiri dari proses memasukkan (inbound) dan mengeluarkan (outbound) barang, pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname.

Setiap barang yang masuk dan keluar harus selalu dicatat. Stock opname juga harus dilakukan secara berkala agar tidak ada perbedaan antara jumlah fisik barang yang sebenarnya dan jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan. Seluruh aktivitas di gudang yang memakan waktu ini dapat diotomatiskan dengan bantuan warehouse management software.

5. Pengiriman Pesanan

Setelah barang pesanan diambil dari gudang dan dikemas, maka langkah selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan transportasi harus dipersiapkan terlebih dahulu agar barang dapat segera dikirim.

Untuk memastikan agar pesanan sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu,

6. Pengembalian Pesanan

Pengembalian pesanan biasanya terjadi ketika konsumen mengajukan pengembalian yang dikarenakan kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses ini melibatkan beberapa aktivitas seperti pemeriksaan kondisi produk, otorisasi pengembalian, penggantian produk, dan penjadwalan pengiriman, pengembalian uang.

D. Memaksimalkan SCM (supply chain management) 

Supply chain management merupakan rangkaian kegiatan yang sangat kompleks. Semakin besar bisnis Anda maka semakin kompleks pula rantai pasokannya. Oleh sebab itu perlu adanya bantuan teknologi, agar dapat menyederhanakannya dan mengoptimalkannya.

Dengan cara meningkatkan efisiensi dalam setiap proses yang terlibat dalam manajemen rantai pasokan. Harus dapat di pastikan untuk memperoleh barang atau bahan baku dari pemasok dalam waktu dan jumlah yang tepat, sehingga tidak perlu ada penundaan yang menghambat pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini mungkin terdengar sulit, tetapi dengan bantuan sistem SCM, semuanya dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.

E. Berikut adalah gambaran dari proses Supply Chain atau Mata Rantai dari aliran suatu produk :

www.kepelabuhan.blogspot.com

1. Supply Chain atau Mata rantai 1 adalah Suppliers

Arus fisik pada Suplply Chain / mata rantai yang pertama adalah bahan baku / Raw Materials, material mentah, material tambahan ataupun suku cadang.

Pemasok atau Suppliers yang berada dalam rantai pertama saling berhubungan dengan suppliers lainnya. Pada mata rantai pertama ini saja jumlahnya bisa sangat banyak tetapi bisa juga hanya sedikit pemasok ataupun pemasok tunggal.

2. Supply Chain atau Mata rantai 1 – 2 adalah Suppliers dan Manufacturer

Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini dapat berupa manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain.

Pada titik ini dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan dan konversi hingga finishing.

Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah terdapat potensi untuk melakukan penghematan.

Target – target penghematan pada titik ini contohnya dalam hal inventories untuk raw material, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit. 

3. Supply Chain atau Mata rantai 1 – 2 – 3 adalah Suppliers, Manufacturer, Distributor

Finishing Product yang dihasilkan oleh manufacturer kemudian didistribusikan kepada konsumen.

Bisnis distributor adalah sebuah usaha, dimana pihak perantara menjembatani kepentingan jual beli antara produsen dan retailer.

Proses Distributor itu sendiri dimulai dengan pembelian produk dari pabrik atau mata rantai manufacturer, atau distributor lain yang lebih besar.

Selanjutnya terjadi pengklasifikasian produk untuk didistribusikan ke retailers ataupun ke end user. 

4. Supply Chain atau Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 adalah Suppliers, Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang (warehouse) milik sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak lain.

Gudang ini digunakan untuk menumpuk barang sebelum didistribusikan lagi ke pihak retailer. Transportasi hingga ke outlet para pengecer biasanya dilakukan menggunakan jalur darat.

Pada titik ini kembali dapat kita lihat potensi-potensi untuk melakukan efisiensi. Dari segi logistik, dapat memanfaatkan konsep backloading atau muatan balik dari truk yang kosong saat perjalanan pulang. 

5. Supply Chain atau Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 -5 adalah Supplier, Manufacturer, Distributor, Retailer Outlets, Customers

Pengecer atau retailers ini menawarkan barang - barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.

Yang termausk outlets adalah toko, swalayan, koperasi, club stores, warung dan lain sebagainya di mana pembeli akhir melakukan pembelian.

Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retailer outlet tadi) ke real customers atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya.

Mata rantai supply baru berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai yang sebenarnya atau pemakai lanhgsung barang atau jasa tersebut.

Supply Chain atau Mata rantai yang dijelaskan tersebut di atas merupakan suatu gambaran umum terhadap konsep rantai pasok.

Rantai Pasok merupakan suatu ilmu yang cukup kompleks yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan berkembang sesuai dengan teknologi serta kebutuhan dari konsumen.

Kemampuan ini menyebabkan masuknya beberapa pemain utama yang ikut masuk berperan penting dalam aktifitas Rantai Pasok, seperti :

a. Logistic Service Provider 

adalah pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik yang dapat berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party Logistics) yang saat ini sedang berkembang di dalam aktifitas Rantai Pasok.

b. Internet Provider hingga Webmaster dengan adanya perkembangan aktifitas jual beli melalui online (e-commerce) yang mana secara langsung mempengaruhi proses rantai pasok.

Pada sistem rantai pasok yang modern, produk - produk bekas pakai dapat masuk kembali ke dalam mata rantai apabila residu nya masih dapat didaur ulang. Rantai pasokan juga menghubungkan value sebuah produk tersebut.

Demikian uraian mengenai pengertian Suplly Chain Management, serta perbedaan antara Logistik dengan Supply Chain Management semoga dapat menambah wawasan. TERIMAKASIH.

Post a Comment for "Perbedaan Logistik dengan SCM "